Senin, 01 Maret 2010

Forum Ulama Banten (FUB) Tolak ‘Kafir Harbi ‘ Obama




HTI Press. Allahu Akbar… Tolak Obama, Tegakkan Syariah dan Khilafah.. gema kalimat membahana berulang-ulang dalam acara majelis Al-Buhuts Al-Islami yang dilaksanakan pada Ahad, 28 Februari 2010 bertepatan 14 Rabi’ul Awwal 1431 H di Convention Hall Gedung Plaza Cilegon dari jam 10.00 hingga 12.15 WIB dengan peserta sekitar 70 orang. Hadir dalam kesempatan itu beberapa ulama kasepuhan Banten dan beberapa kalangan dari pondok pesantren, ormas-ormas Islam, para da’i dan lain sebagainya. Acara yang mengangkat tema Tolak Kedatangan Obama ini menghadirkan pembicara Imam Sutiyono, KH. Drs. Mansyur Muhyidin, dan Ustad Musta’in.

Pada sambutan tokoh, KH Fakhrudin yang juga ketua Yayasan Daar Al-Aytam Anyar Serang mengungkapkan bahwa Obama berlumuran darah umat Islam, wajib bagi umat Islam menolaknya. Semestinya pemerintah menolak dan kalau tidak, berarti telah menyakiti dan menghianati umat Islam. Disinilah para Ulama mengelorakan pentingnya agar berhukum pada syariat Allah dalam segala hal. Adapun menerima Obama berarti sebuah kemaksiatan dan mengundang azab Allah hadir. Obama adalah kafir harbi yang telah membantai umat Islam di berbagai negeri muslim. Tegasnya penuh semangat.

Acara berjalan hangat dan lancar ini dipandu oleh Ir. Zen Firdaus, MM yang juga ketua DPD HTI Kota Cilegon. Pembicara pertama, Imam yang juga sebagai Humas HTI Kota Cilegon menitik-beratkan pada aspek fakta-fakta bahwa Obama sebagai Pemimpin negara penjajah negeri-negeri Islam. Darah umat Islam ditumpahkan atas nama menjaga keamanan AS, Obama mengirimkan 30.000 pasukan ke Afghanistan, dan tetap perilaku AS sebagai imperialis tulen membantai kaum Muslimin di Irak serta Pakistan. Lebih-lebih sikap Obama yang mendukung zionis Israel membunuhi rakyat Palestina hingga tanah mi’raj Nabi tsb terus dalam penguasaan zionis.

Lebih lanjut menurut Imam, strategi AS dengan Obama datang ke Indonesia untuk mengokohkan sekularisme, pluralisme, dan liberalisme. Juga bisa dipastikan menjadi topeng AS atas kebusukan dan kebiadaban Obama terhadap daerah jajahan di tanah Irak, Afghanistan, maupun Pakistan. Tidak pantas dan bisa jadi penghianat jika tangan Obama yang berlumuran darah umat Islam itu datang bahkan disambut dengan hormat bak tamu. Padahal sesungguhnya penjajah dan termasuk kafir harbi muhariban fi’lan (memerangi umat Islam secara nyata) yang wajib ditolak.

Sedangkan pembicara kedua, KH Mansur menekankan bahwa AS dari jaman paska kemerdekaan atau Orde Lama telah menyusupkan agen CIA untuk mengajak-ajak perjuangan umat Islam. Dominasi sekular dan kapitalisme telah menjadi bukti kesekian kalinya bahwa AS bersungguh-sungguh eksis di Indonesia ini. De-Islamisasi dalam struktur pemerintah yang berjalan selama ini menjadi fakta bahwa AS dengan agennya telah berupaya tanpa henti memarjinalkan peran syariat Islam.

Lebih lanjut lagi, KH Mansur yang merupakan keturunan darah pejuang Banten KH Wasyid pun mengkritik istilah terorisme yang dikaitkan dengan Islam. Kalo membunuh hanya beberapa orang disebut teroris, maka semestinya Obama disebut biangnya teroris karena telah menewaskan ribuan bahkan ratusan ribu bisa jadi umat Islam yang telah menjadi korban kebiadaban kebijakan AS. Oleh karena itu menurut beliau, haram menerima Obama. Semestinya pemerintah tegas menolak kedatangan sang penjajah sebagaimana dalam UUD 45 menolak bentuk segala penjajahan.

Pembicara ketiga, Ustad Mustain membahas secara hukum syariat Islam tentang kedudukan orang kafir harbi yang Obama termasuk kafir muhariban fi’lan dan haram diterima sebagai tamu. Penolakan oleh Ulama menjadi sesuatu yang penting terlebih merekalah yang lebih paham dan mengerti dari sudut pandang Islam bukan maslahat yang kadang masyarakat awam mudah tertipu.

Berkaitan itu pula KH Abdus Somad, tokoh ulama kasepuhan Merak memberikan pernyataan bahwa janji Allah akan diberikan kepada orang-orang yang istiqomah dan terus berjuang di jalan-Nya. Beliau menyitir tafsir Munir karangan syeikh Nawawi asli Tanara Serang bahwa shultanan nashira adalah shultanan dhzahiran yang berarti kekuasaan yang nyata akan diberikan Allah sebagaimana Rasul dan sahabat telah menerimanya. Ini akan melawan penjajahan disegala bidang termasuk yang dibawa Obama atau AS. Bahkan pada sesi penutup beliau berdoa untuk kemenangan umat Islam. Lebih khusus beliau memohonkan kepada Allah SWT agar jangan diwafatkan sebelum pejuang-pejuang masa kini diperlihatkan sebuah kemenangan yang nyata.

Tokoh yang belum sempat hadir karena ada acara lain, KH. Muhammad Makmun LC dari Pesantren Daar el Falah Pandeglang secara tidak langsung mendukung FUB yang bersepakat menolak kedatangan Obama.

Acara berkesan ini ditutup dengan sebuah harapan agar pemerintah mau mendengar pernyataan para Ulama ini. Piagam seruan Ulama menolak Obama pun ditanda-tangani oleh peserta yang hadir dan akan terus disebar untuk mensosialisasikan ini ke tengah umat termasuk tokoh ulama. Bukan lain dan bukan tidak, menolak Obama dari sudut syariat Islam dan kemaslahatan umat. Masihkah mau menerima pemimpin penjajah yang membunuhi umat Islam? Hati kecil terdalam pasti akan menolaknya. Kecuali hati yang telah menjadi batu. Wallahua’alam.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar